Siang ini mentari tak berani
memamerkan sinarnya
Awan hitam pekat merajalela diatas
sana
Hingar bingar perkotaan terasa
sunyi
Hanya suara hujan membasahi
telinga
Garis-garis biru menghiasi langit
Gemuruh langit memarahi isi bumi
Baru 1 jam yang lalu matahari
unjuk gigi
Sekejap berubah menjadi gelap
Mulai turun riak-riak air
Dan tak lama kembali berubah
menjadi jutaan butiran air menghantam bumi seperti pisau yang belum diasah
Angin menyapu debu-debu dijalan
dengan keganasan
Tergambarlah sudah cuaca siang ini
yang tanpa sengaja menggambarkan pula isi hati ini
Tidak menentu
Kadang senang, kadang pilu
Risau lebih tepatnya
Sudah berbui mulut ini mengatakan
“aku mencintaimu”
Mungkin kau pun bosan mendengarnya
Perasaanku tidaklah seperti cuaca
yang mudah berubah
Tidaklah hitam seperti awan siang
ini
Perasaanku galak seperti gemuruh
Dan ganas seperti angin siang ini
Namun aku juga bisa menjadi
matahari yang menghangatkan
Tataplah aku dengan tajam
Maka kau akan tau makna hatiku
Peluklah aku dengan kuat
Maka kau akan tau kerinduanku
Dan buatlah aku marah
Maka kau akan tau kasih sayangku
Tetapi jangan sekalipun kau buat
aku sedih
Perih rasa hati tercabik pisau
tatapanmu
Dan cuaca siang ini tak akan lagi
mampu menggambarkan betapa kelabunya diriku
-Mot Mot-
Jakarta, 19 Febuari 2017
No comments:
Post a Comment
Fill free to write down your mind