Mungkin otak ini terlalu sering memutar dan memutar pikiran yang berlalu;
Membayangkan kalau tindakanku tidak sepintar itu;
Ataupula sebodoh bocah dungu.
Mungkin tangan ini terlalu sering mengetik dan mengetik kalimat yang sama;
Menggambarkan ucapan yang seharusnya kukubur sedalam samudera;
Ataupula aku lontarkan saja ke telinganya di atas puncak.
Mungkin doa ini terlalu sering kupanjatkan kepada-Nya;
Sampai Tuhan saja tak merasa ada waktu yang tepat untukku menerima;
Apalagi benar - benar memilikinya.
Jakarta, 26 Maret 2017
Sajak dan Puisi oleh Mot
Maybe you know me, but you only know what i want you to know. Ini adalah sajakku!
Who I Am?
March 26, 2017
Sajak dan Puisi: Mungkin Kata Kawan
Labels:
cinta,
hati,
lubang hati,
luka,
minggu kelabu,
perasaan,
puisi,
puisi cinta,
puisi rindu,
puisi sedih,
ruang kenang,
sajak
Location:
Jakarta, Indonesia
February 23, 2017
Sajak dan Puisi: Dua Puluh Tiga
Berjalan 'ku diatas waktu
Meniti kisah pelik diatas pilu
Datang sosok dirimu
Menendang semua seteru
Kamu warna
Mengusik gelak yg tersimpan lama
Kita adalah suka dan duka yang aku hirup
Aku hidup
Mata cokelatmu adalah terang untuk gelap
Membunuh pekat
Mengusir buta
Tanpa mengucap kata
Dua puluh tiga
Kita menatap sunyi
Dan tangan diikat jemari
Membasuh kering dalam hati
Dua puluh tiga
Mengirim barang aku tak tega
Menyebar kata tak 'kan sempurna
Mengingat kamu satu-satunya si pambasmi durja
Ini hanya sekedar kain tebal biru
Mungkin bisa membantu
Kala dingin membeku
Kuharap dapat memicu hangat kasih dan kisah di ingat 'mu
Walau tak cukup, berusaha 'ku
Dua puluh tiga untukmu
Dalam doa, namamu sebut 'ku
Semoga semua indah bagimu
Mot Mot
Jakarta, 23 Febuari 2017
Meniti kisah pelik diatas pilu
Datang sosok dirimu
Menendang semua seteru
Kamu warna
Mengusik gelak yg tersimpan lama
Kita adalah suka dan duka yang aku hirup
Aku hidup
Mata cokelatmu adalah terang untuk gelap
Membunuh pekat
Mengusir buta
Tanpa mengucap kata
Dua puluh tiga
Kita menatap sunyi
Dan tangan diikat jemari
Membasuh kering dalam hati
Dua puluh tiga
Mengirim barang aku tak tega
Menyebar kata tak 'kan sempurna
Mengingat kamu satu-satunya si pambasmi durja
Ini hanya sekedar kain tebal biru
Mungkin bisa membantu
Kala dingin membeku
Kuharap dapat memicu hangat kasih dan kisah di ingat 'mu
Walau tak cukup, berusaha 'ku
Dua puluh tiga untukmu
Dalam doa, namamu sebut 'ku
Semoga semua indah bagimu
Mot Mot
Jakarta, 23 Febuari 2017
Labels:
cinta,
hati,
permainan kata,
puisi,
puisi romantis,
sajak,
sakit hati,
wanita
Location:
Jakarta, Indonesia
February 21, 2017
Sajak dan Puisi: Mati yang Masih Hidup
Aku
berjalan entah kemana
Di
persimpangan aku bertanya
Pijakan
melemah lelah berkelana
Menanti
jawab yang tak ada tanya
Bilamana
pekat menghampiri
Duduk
aku menatap sunyi
Menanti
jangkrik mengadu kaki
Dengan
setangkuk hati mencoba berdiri
AAAAAAA
PENAT!
Sumpah
aku penat
Menahan
mulut yang ingin mengumpat
Kala
lubang hati tak bisa merapat
Bertahan
ku tak sanggup
Mati
aku, senyummu direnggut terlihat sayup
Berlari
aku sekarang kuyup
Inilah mati yang
masih hidup
-Mot Mot-
Jakarta, 21 Febuari 2017
Kopitalisme
Labels:
cinta,
hati,
hidup,
hubungan,
kata,
lubang hati,
luka,
mati,
mati yang masih hidup,
perasaan,
perjalanan,
permainan kata,
puisi,
puisi cinta,
puisi romantis,
puisi sedih,
sajak
February 19, 2017
Sajak dan Puisi: Ruang Khayal
Aku
hanya berkhayal
Memang
indah
Tapi
kenyataan hanyalah bualan
Tak
seindah khayalan, namun aku bukan guyonan!
Aku
ingin membangun cerita
Tapi
kamu tak suka membaca
Hatimu
memang selalu menutup
Tetapi
bersamamu aku merasa hidup
Orang
bilang cinta itu buta
Tapi
mengapa bersamamu hariku lebih bewarna?
Orang
bilang aku itu bodoh
Tapi
kalau itu bisa membuatku disampingmu, aku rela seumur hidup menjadi orang bodoh
Tak
bisakah sekali saja aku merasa tenang?
Tanpa
dihantui oleh kenang
Kamu
telah membuat rumah didalam mahar kepalaku
Aku
harus siap mengadu dengan rindu
Ini
memang sepenuhnya kesalahanku
Ini
memang sudah resikoku
Resiko
memberikan satu-satunya potongan hati
Untuk
perempuan yang mudah sekali melangkah pergi
-Mot Mot-
Jakarta, 19 Febuari 2017
Labels:
cinta,
hati,
hubungan,
lubang hati,
luka,
perasaan,
permainan kata,
puisi,
puisi cinta,
puisi rindu,
puisi romantis,
puisi sedih,
rindu,
romantis,
ruang kenang,
ruang khayal,
sajak,
sakit hati,
wanita
Location:
Jakarta, Indonesia
Sajak dan Puisi: Minggu Kelabu
Siang ini mentari tak berani
memamerkan sinarnya
Awan hitam pekat merajalela diatas
sana
Hingar bingar perkotaan terasa
sunyi
Hanya suara hujan membasahi
telinga
Garis-garis biru menghiasi langit
Gemuruh langit memarahi isi bumi
Baru 1 jam yang lalu matahari
unjuk gigi
Sekejap berubah menjadi gelap
Mulai turun riak-riak air
Dan tak lama kembali berubah
menjadi jutaan butiran air menghantam bumi seperti pisau yang belum diasah
Angin menyapu debu-debu dijalan
dengan keganasan
Tergambarlah sudah cuaca siang ini
yang tanpa sengaja menggambarkan pula isi hati ini
Tidak menentu
Kadang senang, kadang pilu
Risau lebih tepatnya
Sudah berbui mulut ini mengatakan
“aku mencintaimu”
Mungkin kau pun bosan mendengarnya
Perasaanku tidaklah seperti cuaca
yang mudah berubah
Tidaklah hitam seperti awan siang
ini
Perasaanku galak seperti gemuruh
Dan ganas seperti angin siang ini
Namun aku juga bisa menjadi
matahari yang menghangatkan
Tataplah aku dengan tajam
Maka kau akan tau makna hatiku
Peluklah aku dengan kuat
Maka kau akan tau kerinduanku
Dan buatlah aku marah
Maka kau akan tau kasih sayangku
Tetapi jangan sekalipun kau buat
aku sedih
Perih rasa hati tercabik pisau
tatapanmu
Dan cuaca siang ini tak akan lagi
mampu menggambarkan betapa kelabunya diriku
-Mot Mot-
Jakarta, 19 Febuari 2017
Labels:
cinta,
hati,
hubungan,
kata,
lubang hati,
luka,
matahari,
Mentari,
minggu kelabu,
puisi,
puisi cinta,
puisi rindu,
puisi romantis,
puisi sedih,
rindu,
ruang khayal,
sajak,
wanita
Location:
Jakarta, Indonesia
Subscribe to:
Posts (Atom)