Who I Am?

My photo
A Libra man who have an unique life and suck love stories

December 31, 2016

Sajak dan Puisi: End of the Road

Perjalanan ini sangatlah panjang
Tak terlihat ujung dari jalan ini walau sekedar bayang

Luka, lecet, sakit tak bisa menghentikan laju jalan
Anehnya tubuh ini tidak merasakan lelah sedikit pun
Bahkan tak pernah terbesit pikiran untuk berhenti atau istirahat sejenak
Di sepanjang perjalanan terlihat berbagai fatamorgana indah yang menyejukan hati

Hilang
Ya hal indah itu selalu menghilang ketika didekati
Namun kaki ini terus melangkah, karena keyakinan menggebu dalam jiwa bahwa akan ada suatu hal indah di ujung jalan sana

Pengharapan demi pengharapan bermunculan yang menambah semangat untuk berjalan bahkan memberikan cukup tenaga untuk berlari kecil
Suara-suara nan lembut melintas di telinga membuat tubuh kembali bugar untuk meneruskan perjalanan

Setelah berbulan-bulan menempuh jalan panjang ini, perasaan takut pun mulai menghantui pikiran sampai membuat hati bangkit dari ketenangan 
Apakah ujung jalan ini benar-benar indah? Bagaimana kalau tidak? Apakah ada hal yg bisa menutup lubang-lubang luka ini?

Luka fisik mungkin akan sembuh seiring berjalannya waktu, namun bagaimana dengan luka hati ini? Bisa kah ia sembuh? Siapa yang akan menutup lubang luka di hati ini? Atau bahkan lubang ini terlalu besar untuk dapat ditutup?



(Balada pejuang cinta by Mot Mot)
Jakarta, 31 Desember 2016

December 9, 2016

Sajak dan Puisi: Gelap(?)

Secangkir double-shot espresso panas menikam lidah, menjerat kerah
Namun masih tak sanggup membunuh resah
Dirimu adalah candu
Membuatku berjibaku dengan kuatnya rindu

Dirimu adalah timah panas
Membuat hati jadi beringas
Dirimu adalah piala
Yang membuatku berusaha hingga menggila

Dirimu adalah harapan
Yang kuusahakan untuk masa depan
Dirimu bagai bendera berkibar
Yang membuat jantungku berdebar

Sisi kiri tubuhku mati saat kau pergi
Sisi dimana jantungku berdiri
Saat pertama mengenalmu, aku tak membayangkan akan jatuh sedalam ini

Setiap malam adalah malam yg panjang
Rasa kantuk belum cukup kuat tuk melawan dirimu dalam sayup bayang
Saat kau nyatakan sanggup
Maka kuputuskan bersamamu menghabiskan hidup



-Mot Mot-

Jakarta, 9 Desember 2016

November 30, 2016

Sajak dan Puisi: Memang Ingin!

Aku berdiri karena aku ingin
Aku tidur karena aku ingin
Aku diam pun karena aku ingin

Perjuangan yg aku lakukan tak ada sedikit pun paksaan
Walau aku mencintaimu sebesar ini tanpa dugaan

Senandungmu selalu menghiasi pikiran
Walau gelap telah turun dan waktu berusaha membunuh mata
Aku masih tak sanggup menghapusmu

Saat ruang khayal terbuka lebar dan otak bermain dengan imajinasinya
Aku hanya menginginkan permainan itu terjadi di dimensi nyata
Aku tak mau kau masuk ke ruang kenang
Meninggalkan perih yg tak kunjung hilang

Lalu kau tanyakan aku “mengapa aku bertahan, walau punya ribuan alasan tuk meninggalkan?”

Bukan ku tak mampu memberi jawaban, 
Tapi karena aku bertahan tanpa alasan
Walau kau beri banyak alasan tuk ku pergi meninggalkan
Pasti tak ada yg ku hiraukan!



-Mot Mot-
Jakarta, 30 November 2016

August 28, 2016

Sajak dan Puisi: Mentari di Kala Hujan

Langit hitam Garis-garis kilat menguasai langit seperti berkata “jangan kau main-main denganku!” Dan membuat bulu kuduk bangkit dari tidurnyaJutaan pasukan air pun menghantam bumi, memaksa kerumunan berlarian mencari tameng perlindungan

Disela-sela kericuhan terlihat sebagian orang yang menantang badai sambil tertawa lepas menawarkan tongkat ajaib pada orang untuk menerjang hujan “Terima kasih Tuhan!”
Saut-saut kecil dari para pejuang ini

Pada saat itulah aku percaya bahwa ada mentari dikala hujan bagi sebagian orang



-Mot Mot-
Jakarta, 28 Agustus 2016